Rindu Sosok Seorang Ayah (RSSA)
Karya : Aji Barokah Alhadziq
Pagi itu, ketika waktu subuh datang, dan aku masih tertidur pulas aku mendengar suara seorang laki-laki dan dengan lantang membangunkanku ,ya... dia ayahku, dia adalah sosok laki-laki yang memiliki jiwa pemimpin yang pernah aku temukan, meskipun tampangnya galak tapi dia sangat baik pada semua orang,bahkan hampir setiap dia mau berangkat kerja kami selalu bermain dan bercanda bersama,permainan kesukaan ayah dan aku waktu itu permainan catur hampir setiaap bermain aku dikalahkan oleh ayah dan hebatnya lagi ketika ibuku sakit dialah yang melakukan semua pekerjaan rumah tangga ,hebat bukan .
Tapi sekarang semuanya sudah berbeda, keadaan tidak seperti dulu lagi , waktu aku kelas dua SMP keluargaku mengalami problema yang mengakibatkan keluarga kami runtuh, ayah dan ibuku berpisah . Dan akupun harus memilih ikut salah satu dari mereka ,akupun memilih untuk ikut dengan ibu , hari itu aku memulai kehidupan baru dengan ibu tanpa ada sosok seorang ayah yang sangat aku sayang .dan pada saat itu ibupun harus menjadi tulang punggung keluarga, ibu memilih untuk memulai usaha dengan membuka warung dirumah. Waktupun yerus berlalu dan kini usiaku sudang menginjak bangku SMK, dan disinilah aku mulai mencari tahu dimana keberadaan ayah sekarang.
"Bu , Aku rindu ayah, apa ibu tahu dimana ayah sekarang?" Tanyaku kepada ibu
"Mungkin di bekasi tempat nenekmu" jawab ibu
Akupun terus bertanya kepada ibu dan akhirnya ibu memberikan alamat rumah nenek kepadaku, aku lega dan aku memutuskan untuk mencari ayah kesana tapi aku tidak memiliki keberanian untuk itu."sebaiknya aku menunggu waktu yang tepat".
beberapa bulanpun berlalu ,hari itu aku memutuskan untuk mencari ayah , karena mungkin inilah waktu yang tepat dimana seiringnya aku sedang mencari tempat prakerin ,dengan membaca "bismillah" kulangkahkan kakiku menuju tempat yang aku cari dan berharap aku bisa menemukan dimana ayah tinggal .
Pagi-pagi aku berangkat dari rumah menuju bekasi ,setibanya di bekasi, terlebih dahulu aku mencari tempat prakerin lalu aku menemukannya, aku lanjutkan untuk mencari ayah, akupun bertanya dan bertanya lagi dimana alamat ini sebenarnya terletak.
Syukur Alhamdulillah aku menemukan alamatnya . Dari kejauhan nampak rumah nenek ,rasa bahagia dan cemas datang mengawaniku, setiba didepan rumahnya mata ini mulai berkaca-kaca dan aku melihat seorang nenek Tua yang sedang menonton TV , dia datang menghampiriku, tanpa percakapan panjang aku langsung memeluknya.
"Ini cucumu ,nek" ucapku sambil diiringi deraian air mata
"Akhirnya kamu datang juga ,nak" ucap nenek sambil meraba wajahku.
Tapi aku belum melihat sosok ayah.
"Nek ,ayah mana?" Tanyaku sambil mengeluarkan deraian air mata
"Ayahmu sudah meninggal satu tahun yang lalu ,nak" jawab nenek sambil menangis tersedak-sedak.
Mata ini semakin tak kuasa menahan derasnya air mata yang mengalir begitu deras dari perkataan yang nenek ucapkan, meskipun aku mencoba menerima dan mengerti, Tapi itu semua rasanya tidak bisa. Aku mulai menyalahkan diri sendiri "mengapa baru sekarang aku kesini ". Rasanya itu semua sudah takdir yang tidak bisa diubah, akupun mulai sabar dan tawakal menyerahkan semuanya pada yang maha kuasa.